Now Reading
Prospek Instrumen Investasi 2024: Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Prospek Instrumen Investasi 2024: Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Dalam menghadapi semester kedua 2024, pasar instrumen investasi di Indonesia diproyeksi mengalami pergerakan positif. Sentimen ini muncul seiring dengan rencana Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga pada paruh kedua tahun ini. Langkah ini diperkirakan akan membawa dampak positif bagi iklim investasi global, termasuk Indonesia.

Senior Economist dari KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengungkapkan bahwa tren “risk off” yang selama ini mendominasi pasar mulai berkurang. Beberapa bank sentral dunia telah memulai siklus penurunan suku bunga, dan The Fed diperkirakan akan mengikuti pada kuartal III 2024.

“Jika sentimen risk on mulai naik, investor akan mencari instrumen investasi lainnya yang prospektif, dan ini tentunya akan berdampak positif bagi Indonesia,” katanya kepada Kontan.co.id.

Namun, Fikri menambahkan bahwa dampaknya mungkin tidak akan segera terasa. Pasar masih menunggu kejelasan kebijakan fiskal dari pemerintahan baru. Kekhawatiran tentang defisit fiskal yang diperkirakan mencapai 50% dari GDP juga menjadi faktor yang mempengaruhi volatilitas pasar.

Untuk menghadapi situasi ini, Fikri menyarankan para investor untuk mempertimbangkan pasar uang terlebih dahulu, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan deposito. Ini sebagai langkah awal sembari menunggu kejelasan dari sektor riil dan kebijakan fiskal Indonesia.

Sejalan dengan itu, ia juga memperkirakan bahwa pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan saham akan menunjukkan pergerakan positif pada pertengahan kuartal III. Bagi investor dengan jangka waktu pendek hingga satu tahun, SBN dianggap sangat menarik. “Sementara untuk investor dengan perspektif jangka panjang, saham menjadi pilihan yang tepat,” ujarnya.

Instrumen investasi lain seperti kripto juga disarankan untuk dipantau lebih lanjut. Menurut Fikri, meskipun ada ekspektasi positif terhadap pemangkasan suku bunga, ketidakpastian global terkait kripto masih cukup besar.

Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menambahkan bahwa pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan berdampak positif pada pasar saham Indonesia. Ia mencatat sektor perbankan, infrastruktur, teknologi, properti, dan consumer non-cyclical sebagai sektor-sektor yang paling menarik.

“Dengan dimulainya era suku bunga rendah, prospeknya akan progresif, terutama dari sektor perbankan yang diproyeksikan akan tumbuh pesat,” jelasnya.

See Also

Di sisi lain, Founder Finansialku.com, Melvin Mumpuni melihat bahwa pasar masih dipengaruhi oleh kondisi global dan sentimen positif dari dalam negeri. Untuk jangka pendek, Melvin merekomendasikan deposito dan reksadana pasar uang. Sedangkan untuk jangka panjang di atas lima tahun, saham fundamental dengan harga terdiskon menjadi pilihan utama.

Selain itu, surat utang pemerintah seri FR dan surat berharga ritel seperti SBR013 juga menarik bagi investor karena menawarkan yield yang menarik antara 6,8% hingga 7,0%. Melvin juga menyarankan pengalokasian dana ke instrumen obligasi sebesar 30%, saham blue chip dan value stock masing-masing 25%, dan sisanya 20% pada reksadana pasar uang atau deposito.

Dengan proyeksi ini, instrumen investasi di Indonesia tampak siap untuk menyongsong semester kedua 2024 dengan optimisme, seiring dengan kebijakan suku bunga global yang lebih akomodatif.

Demikian informasi seputar perkembangan instrumen investasi di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Denotasi.Com.

© 2024 Denotasi | All Rights Reserved.

Scroll To Top