Home > Berita Hari Ini > Investasi Perumahan: Solusi Strategis Tingkatkan PDB dan Kurangi Kemiskinan
Investasi Perumahan: Solusi Strategis Tingkatkan PDB dan Kurangi Kemiskinan
Investasi perumahan menjadi salah satu strategi penting yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), Ananta Wiyogo mengungkapkan bahwa setiap investasi sebesar Rp1 triliun di sektor perumahan mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Rp1,9 triliun.
Selain itu, investasi ini juga berdampak pada pengurangan kemiskinan hingga 6.107 orang serta mempengaruhi 185 sektor lainnya, termasuk sektor pendidikan dan kesehatan.
Dalam laporan kajian yang dilakukan oleh PT SMF bersama DTS Indonesia di tahun 2023, terungkap bahwa sektor investasi perumahan tidak hanya berperan dalam penyediaan hunian layak, tetapi juga menjadi motor penggerak bagi perekonomian nasional.
Data Survei Sosio-Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 mencatat bahwa sebanyak 26,92 juta rumah tangga di Indonesia masih tinggal di rumah tidak layak huni (RTLH), sementara backlog kepemilikan rumah mencapai angka 9,91 juta rumah tangga.
Mengatasi permasalahan ini, PT SMF mengidentifikasi adanya irisan antara isu RTLH dan backlog kepemilikan rumah nasional yang terbagi ke dalam tiga kelompok utama. Pertama, masyarakat yang tinggal di hunian milik tidak layak, kedua masyarakat yang tinggal di hunian non-milik tidak layak, dan ketiga, backlog kepemilikan rumah yang belum terpenuhi.
Untuk itu, Ananta mengusulkan agar pemangku kepentingan mengintervensi investasi perumahan dengan memperhatikan empat dimensi sosio-ekonomi, yaitu kelayakan hunian, kemampuan ekonomi, lokasi tinggal, dan jenis pekerjaan. Intervensi ini perlu difokuskan pada kelompok masyarakat miskin, rentan, dan berpenghasilan rendah (MBR) yang memiliki backlog kepemilikan rumah sebesar 8,33 juta rumah tangga.
Dengan fokus pada kelompok tersebut, pemerintah diharapkan dapat menyelesaikan masalah perumahan yang berjumlah 32,34 juta rumah tangga, baik dari sisi kelayakan hunian maupun kepemilikan rumah.
Ananta menambahkan bahwa intervensi yang efektif dan efisien dari sisi anggaran dapat dilakukan melalui berbagai program seperti FLPP Tapak/Susun, Rent to Own Tapak/Susun, Kredit Bangun Rumah (KBR), hingga Housing Micro Finance (HMF).
Simulasi dampak ekonomi dan sosial yang dilakukan oleh SMF memperkirakan bahwa dalam lima tahun ke depan, sektor perumahan dapat berkontribusi pada peningkatan PDB hingga Rp1.628 triliun, serta berperan dalam pengentasan kemiskinan sebanyak 5,23 juta orang.
Untuk mewujudkan dampak tersebut, Ananta menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menciptakan ekosistem pembiayaan perumahan yang berkelanjutan.
Demikian informasi seputar perkembangan sektor investasi perumahan di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Denotasi.Com.