Now Reading
PLTA Kerinci: Konstruksi Cepat untuk Meningkatkan Pasokan Listrik Sumatera

PLTA Kerinci: Konstruksi Cepat untuk Meningkatkan Pasokan Listrik Sumatera

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci terus berlangsung dengan cepat. Proyek ini dimiliki oleh PT Kerinci Merangin Hidro Power (KMH) dan telah menghabiskan investasi sekitar US$895 juta atau setara dengan Rp13 triliun. Direktur Proyek PLTA Kerinci, Alimudin Sewang menjelaskan bahwa proyek ini telah dimulai sejak tahun 2019 dan saat ini telah mencapai tingkat progres sebesar 67%. PLTA Kerinci diharapkan akan beroperasi sepenuhnya pada bulan April 2025 mendatang.

“Proyek Kerinci Merangin Hidro ini memiliki kapasitas total sebesar 350 megawatt, dengan empat unit pembangkit sebesar 87,5 megawatt masing-masing. Kami memulai konstruksi pada tahun 2019, dan hingga saat ini, progresnya telah mencapai 67%,” kata Alimudin Sewang setelah melakukan peninjauan lokasi bersama mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Alimudin menjelaskan bahwa PLTA Kerinci akan terhubung dengan jaringan listrik PLN Sumatera. Seluruh daya listrik yang dihasilkan akan dialirkan ke gardu induk PLN terdekat. Pembangkit ini akan memainkan peran penting dalam memberikan tambahan daya listrik saat jam-jam beban puncak.

“Proyek PLTA Kerinci ini terhubung dengan sistem listrik PLN Sumatera. Ketika terhubung ke jaringan PLN, gardu induk terdekatnya berada di Bangko, Jambi, dan dari sana daya listrik akan disebar ke seluruh Sumatera. Namun, peran utama PLTA ini adalah sebagai pembangkit peaker, yang berarti akan mendukung PLN pada jam-jam puncak, biasanya antara pukul 17.00 hingga 22.00,” jelasnya.

Dalam konteks investasi, Alimudin menyebutkan bahwa proyek ini menghabiskan investasi sekitar US$895 juta atau sekitar Rp13 triliun, dengan pendanaan berasal dari konsorsium bank himbara, yang terdiri dari Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI. Proyek PLTA Kerinci merupakan kontribusi penting dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik Indonesia yang terus bertumbuh.

See Also

Selain itu, Alimudin menegaskan bahwa PLTA ini akan diserahkan ke PLN setelah masa operasional berakhir sesuai dengan kontrak BOT (Build-Operate-Transfer). “Jadi kontraknya adalah BOT, yang berarti Bangun-Oprasio-Tranfer. Kami membangun dan mengoperasikannya, dan setelah kontrak berakhir dalam waktu 30 tahun, PLTA Kerinci akan diserahkan kepada negara, khususnya kepada PLN,” tegasnya.

PLTA Kerinci merupakan langkah penting dalam mengamankan pasokan listrik dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia, terutama di wilayah Sumatera.

© 2023 Denotasi | All Rights Reserved.

Scroll To Top