Home > Bisnis > Gelombang Panas Dorong Kenaikan Harga Batu Bara di Pasar Global
Gelombang Panas Dorong Kenaikan Harga Batu Bara di Pasar Global
Pasar batu bara kembali menunjukkan kekuatannya dengan kenaikan harga yang signifikan. Dalam dua hari terakhir, harga batu bara mengalami penguatan yang cukup mencolok. Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah gelombang panas ekstrem yang melanda beberapa wilayah Asia, terutama India, yang mendorong permintaan akan batu bara sebagai sumber energi.
Menurut data dari Refinitiv, pada perdagangan Selasa (7/5/2024), harga batu bara acuan ICE Newscastle menguat sebesar 0,45% menjadi US$ 146,6 per ton.
Musim panas yang tidak biasa ini menyebabkan lonjakan permintaan akan listrik, terutama di India. Pemerintah India, sebagai respons atas kondisi tersebut, telah meningkatkan penggunaan pembangkit listrik untuk memberikan pendinginan udara dalam ruangan. Bahkan, India bersiap untuk meningkatkan impor batu bara guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.
Kementerian Tenaga Listrik melaporkan bahwa dari total 184 pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan kapasitas pembangkitan mencapai 211 GW, saat ini baru 67% dari stok batu bara yang tersedia. Namun, untuk mengatasi kekurangan ini, Kementerian telah memberikan arahan kepada Stasiun Pembangkit Berbasis Gas (GBS) untuk memastikan kapasitas operasionalnya tetap optimal selama periode krisis.
Sementara itu, berdasarkan data dari Otoritas Listrik Pusat (CEA), stok batu bara pada tanggal 5 Mei tercatat sebesar 47,37 juta ton, berkurang dari level normatif sebesar 70,55 juta ton. Permintaan puncak diproyeksikan mencapai 260 GW selama musim panas ini, dengan pemenuhan yang cukup signifikan dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.
Dampak Kenaikan Harga Batu Bara?
Indonesia sebagai salah satu produsen batu bara terkemuka, juga merasakan berkah dari peningkatan permintaan ini. Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mencatat peningkatan permintaan ekspor batu bara ke negara-negara tetangga seperti Vietnam, India, dan China.
“Peningkatan impor batu bara oleh Vietnam, India, dan China terjadi karena kekeringan yang mengganggu performa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di bawah kapasitas,” ungkap Deputi Executive Director APBI, Gita Mahyarani.
Dengan demikian, di tengah gejolak pasokan energi global, Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk memperkuat posisinya sebagai pemasok batu bara terkemuka dan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui ekspor batu bara yang meningkat.
Demikian informasi seputar pergerakan kenaikan harga batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Denotasi.Com.