Home > Mengenal Lebih Jauh Fenomena Equinox di Indonesia
Mengenal Lebih Jauh Fenomena Equinox di Indonesia
Berita fenomenia equinox yang beredar di media sosial membuat banyak orang menjadi cemas. Informasi yang beredar menyebutkan fenomena equinox dapat membahayakan kesehatan yang dapat membuat seseorang mengalami sun stroke dan dehidrasi. Padahal kenyataanya tidak demikian.
Banyak orang yang masih belum tahu apa itu fenomena equinox sehingga mudah sekali percaya informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan tersebut. Menurut Lemaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), equinox merupakan fenomena astronomi diimana posisi matahari berada tepat di atas garis katulistiwa. Pada saat fenomena tersebut terjadi maka waktu siang dan malam sama, yakni masing-masing 12 jam.
Fenomena equinox terjaadi dua kali dalam setahun. Tepatnya satu hari pada musim semi dan satu hari pada musim gugur. Jika dilihat dikalender tepatnya pada tanggal 21 Maret dan tanggal 23 September.
Fenomena equinox pada bulan Maret dapat menjadi penanda bahwa waktu musim semi akan tiba khusunya di belahan bumi utara dan musim gugur di belahan bumi selatan. Sedangkan fenomena equinox September dapat menjadi petanda awal musim gugur di belahan bumi utara dan musim semi di belahan bumi selatan.
Untuk wilayah Indonesia sendiri ketika terjadi fenomena equinox Maret, daerah yang berada di garis katulistiwa seperti Pontianak di Kalimantan Barat dan Bonjol di Sumatera Barat akan mengalami kulminasi dan transit. Pada saat siang hari, matahari melintas di atas kepala (arah zenith). Hal tersebut yang kemudian disebut dengan moment transit.
Dampak Fenomena Equinox di Indonesia
Peristiwa kulminasi sebenarnya tidak memberikan dampak yang besar bagi iklim di bumi. Ini karena ketika atmosfer bumi cukup dinamis sehingga mampu mengatur temperatur yang dirasakan muka bumi.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi LAPAN, M Ferdiansyah Noer mengungkapkan bahwa tidak semua wilayah Indonesia terkena dampak fenomena equinox. Hanya wilayah yang berada di jalur ekoador yang dapat merasakan peristiwa kulminasi.
Hal ini karena periwistiwa alam ini bukanlah hal yang istimewa. Sehingga tidak perlu diwaspadai apalagi mempercayai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Hanya saja peristiwa tersebut mungkin dapat mengganggu satelit komunikasi pada tanggal 18-25 Maret akibat dari sun outage. Equinox terkado saat matahari berada di arah yang sama dengan arah datangnya sinyal satelit komunikasi di ketinggian 36.000 km. Di saat ini, antena di Indonesia tidak dapat menerima sinyal dengan baik. Namun dampak tersebut hanya berlangsung sekitar 10 menit.