Home > Market > Link Net Kucurkan Dana Untuk Ekspansi Bisnis dan Upgrade Jaringan
Link Net Kucurkan Dana Untuk Ekspansi Bisnis dan Upgrade Jaringan
PT Link Net Tbk salah satu emiten jasa televisi berbayar dan jaringan broadband kucurkan dana Rp 1,5 triliun untuk keperluan ekspansi bisnis dan upgrade jaringan yang dimiliki.
Dana tersebut merupakan gelontoran dana dari belanja modal yang sudah dipersiapkan oleh Link Net bersumber dari laba operasional dan pembiayaan perbankan. Perusahaan dengan kode saham LINK menargetkan pertumbuhan pendapatan di tahun 2019 ini bisa naik ke kisaran 9%—10% dan pertumbuhan laba diharapkan naik 30% dari posisi akhir tahun 2018. “Capex untuk 2019 adalah sekitar Rp1,5 triliun. Sebagian besar untuk ekspansi ke kota-kota baru dan juga di kota-kota eksisting,” ujar Marlo Budiman, Presiden Direktur dan CEO Link Net dalam paparan publik Link Net di Jakarta, Jumat dilansir dari bisnis.com. Strategi ekspansi bisnis yang sudah dipersiapkan, PT Link Net Tbk di tahun 2019 ini diantaranya yaitu melakukan ekspansi ke kota-kota baru. Marlo menyampaikan, pada tahun ini perseroan berencana menambah 250.000 homepasses yang setengahnya ada di kota-kota yang sudah ada dan setengah lainnya di kota-kota baru. Selain keperluan ekspansi, belanja modal juga akan digelontorkan untuk melakukan pembaruan (upgrade) untuk menunjang jaringan seperti penambahan hub, split hub, intercity backbone rings dan intercity rings Mengutip Laporan Keuangan per 31 Desember 2019, LINK mencetak kenaikan pendapatan pendapatan sebesar 9,6% dari Rp3,399 triliun menjadi Rp3,728 triliun secara year on year. Untuk laba yang diterima oleh PT Link Net Tbk yang diatribusikan kepada entitas induk mengalami penyusutan Rp200 miliar atau sebesar 20% menjadi Rp803 miliar (y-o-y). Laba bersih tahun berjalan juga menyusut dari Rp2 triliun menjadi Rp788 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba yang menyusut sejalan dengan beban pokok pendapatan yang mengalami kenaikan sekitar Rp68 miliar menjadi Rp774 miliar. Pendapatan utama perusahaan masih berasal dari layanan broadband internet dan jaringan sebesar Rp2 triliun atau tumbuh 5,2% dibandingkan pada 2017. Disusul biaya berlangganan tv kabel senilai Rp1,3 triliun. |