Home > Berita Hari Ini > Bagaimana Prospek Saham Batu Bara? Pemerintah Terapkan Aturan Baru Devisa Hasil Ekspor!
Bagaimana Prospek Saham Batu Bara? Pemerintah Terapkan Aturan Baru Devisa Hasil Ekspor!
Bagaimana prospek saham batu bara di 2025? Pemerintah Indonesia akan memberlakukan peraturan baru terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang mewajibkan eksportir menempatkan 100% DHE di dalam negeri dengan retensi minimal satu tahun.
Kebijakan itu diharapkan dapat meningkatkan cadangan devisa Indonesia secara signifikan, mencapai lebih dari US$90 miliar. Namun, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyatakan bahwa aturan ini dapat menambah beban bagi eksportir batu bara.
Ketua Umum APBI, Pandu Sjahrir mengungkapkan bahwa kewajiban penempatan DHE sebesar 100% dengan retensi minimal satu tahun dapat menyulitkan eksportir dalam mengelola arus kas, terutama di tengah tren penurunan harga batu bara dan peningkatan biaya operasional.
Biaya operasional penambang batu bara diperkirakan meningkat rata-rata 20-25% akibat kenaikan biaya bahan bakar, stripping ratio yang semakin besar, serta pengaruh inflasi dan faktor lainnya. Selain itu, kenaikan tarif royalti juga menambah beban biaya bagi penambang.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menilai bahwa kebijakan DHE SDA memiliki dampak negatif dan positif bagi saham batu bara. Di satu sisi, penerapan retensi DHE 100% dapat mengganggu operasional emiten yang memiliki kewajiban besar atau kebutuhan likuiditas cepat.
Namun, kebijakan ini juga menawarkan kemudahan seperti potongan DHE untuk kebutuhan membayar pajak, dividen, royalti, atau biaya lain yang membutuhkan dolar, serta pajak bunga deposito DHE menjadi 0%. Selain itu, DHE juga dapat dijadikan jaminan untuk pinjaman bank.
Selain kebijakan DHE SDA, pergerakan saham batu bara juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kondisi over-supply dan permintaan yang belum normal, yang menyebabkan harga komoditas terkait masih berada pada level terendah.
Namun, dalam risetnya, Ciptadana Sekuritas optimistis bahwa volatilitas pergerakan harga batu bara termal telah berkurang secara signifikan. Oleh karena itu, harga batu bara diperkirakan dapat mempertahankan kondisi yang tinggi selama tiga tahun ke depan dengan kisaran di atas US$100 per ton.
Dengan demikian, sebagian besar saham batu bara seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) masih dapat berkinerja baik serta menghasilkan dividend yield yang menarik pada tahun 2025.
Secara keseluruhan, meskipun kebijakan DHE SDA bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa negara, implementasinya perlu mempertimbangkan dampak terhadap likuiditas dan operasional eksportir batu bara.
Kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri menjadi kunci untuk memastikan kebijakan tersebut berjalan efektif tanpa menghambat kinerja sektor pertambangan batu bara yang merupakan salah satu kontributor utama perekonomian nasional.
Demikian informasi seputar prospek saham batu bara di 2025. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Denotasi.Com.