Now Reading
ADARO Bicara Bisnis Batu Bara Tahun Ini Masih Belum Stabil

ADARO Bicara Bisnis Batu Bara Tahun Ini Masih Belum Stabil

Emiten tambang PT Adaro Energy Tbk menyebutkan bahwa di tahun 2019 ini kinerja keuangan masih akan naik turun, hal ini dikarenakan bisnis batu bara masih akan mengalami beberapa kondisi ketidastabilan pasar.

Pada awal tahun 2018 sendiri harga batu bara sempat naik, namun masuk tahun beberapa bulan terakhir di tahun 2018 harga batu bara mengalami penurunan. Berdasarkan data Harga Batubara Acuan (HBA) April 2019 ditetapkan sebesar US$88,85 per ton, lebih rendah dari HBA bulan sebelumnya yang masih senilai US$90,57 per ton.

Perusahaan Tambanng Batu Bara Adaro Energy

Kondisi naik turunya harga batu bara salah satunya dikarenakan pergerakan pasar komoditas energi global masih terus digoncang beberapa sentiment baik internal Maupin eksternal.

Presiden Direktur Adaro Energy (ADRO) Garibaldi Thohir menyebutkan perseroan menggunakan capaian EBITDA operasional untuk mengukur kinerja, yang tahun lalu terjaga di level US$1,4 miliar. Namun, EBITDA perseroan diprediksi hanya berada kisaran US$1 miliar—US$1,2 miliar pada 2019.

“Analisis kami, masih kurang kondusif dan menantang. Kami akan fokus melakukan efisiensi di sana-sini. Masih banyak hal yang kecil-kecil memang, tapi itu berarti,” jelasnya usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Selasa (30/4/2019) dilansir dari bisnis.com.

See Also
Ilustrasi menghitung untung dan rugi (Headway on Unsplash)

PT Adaro Energy Bisnis Batu Bara 2019

Selain menekan beban biaya, ADRO diperkirakan akan masih bertumpu pada permintaan batu bara yang kuat di kawasan Asia Tenggara.  Perseroan meyakini pertumbuhan di kawasan ini masih menjadi yang terbaik dibandingkan Asia Timur, Eropa, Amerika hal ini berdasarkan data permintaan sepanjang beberapa tahun belakangan ini.

Jika dilihat batu bara sendiri sampai saat ini masih menjadi sumber energy termurah dan paling efisien. Sempat muncul isu lingkungan tentang penggunaan bahan bakar batu bara, namun hal ini semakin hilang karena pemanfaatan dan perkembangan teknologi pengolahan batu bara yang dinilai ramah lingkungan.

Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit, laba inti ADRO tercatat sebesar US$166 juta pada kuartal I/2019 atau naik 52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang sekitar US$109 juta. Produksi juga tumbuh 26 persen menjadi 13,74 juta ton. Adapun penjualannya meningkat 22 persen secara tahunan menjadi 13,31 juta ton.

© 2023 Denotasi | All Rights Reserved.

Scroll To Top