Home > Bisnis > Singapura Lakukan Pembatasan Penjualan Properti Bagi Warga Asing
Singapura Lakukan Pembatasan Penjualan Properti Bagi Warga Asing
Untuk menghindari harga yang tidak terkendali di sektor bisnis properti di Singapura, pemerintah Singapura mulai melakukan pengetatan kepada warga asing dengan memberlakukan bea materai yang lebih tinggi, dengan pungutan untuk orang asing hingga 20 persen.
Sektor properti di Singapura memang berkembang begitu pesat, pertumbuhan properti terjadi di berbagai sektor bisnis properti mulai dari hunian rumah hingga hotel untuk investasi. Berdasarkan data Urban Redevelopment Authority, pengembang dan perusahaan yang bergerak di sektor properti menjual total 1.838 rumah baru pada kuartal terakhir atau 16 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Pembeli dari kalangan kelas atas dan warga asing terbukti sangat menyukai kondominium mewah yang baru diluncurkan, di mana penjualan terjadi lebih dari dua kali lipat menjadi 192 unit. Jumlah tersebut menjadi tertinggi pada penjualan rumah hunian baru yang dijual di setiap kuartal sejak Desember 2017. Kuartal terakhir juga telah menunjukkan penjualan kondominium baru super mewah yang memiliki harga di atas 3.500 dolar Singapura per meter persegi dalam lebih dari satu dekade. Sementara, satu penthouse dalam pengembangan dekat distrik perbelanjaan Orchard Road dipatok 28 juta dolar Singapura atau S $ 4,927 per kaki persegi. Menurut beberapa data dan laporan, bisnis properti di Singapura hingga saat ini kuartal I 2019 total properti residensial di Singapura sebanyak 60.987 unit dengan rata-rata harga di kawasan Middle Road mencapai 492 dolar Singapura, di kawasan Kampong Java Road mencapai 418 dolar Singapura, dan di Kawasan Sims Drive mencapai 383,5 dolar Singapura. Adapun, pertumbuhan nilai modalnya turun 1,1% dari kuartal sebelumnya. Singapura sendiri merupakan negara dengan tingkat bisnis properti terbesar dan masuk 10 besar dikawasan Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan Singapura merupakan negara potensial baik dari kunjungan wisatawan maupun negara strategis perdagangan. |