Home > Sport > Latihan Fisik dan Kuras Tenaga, Pesepakbola Muslim di Dunia Tetap Puasa
Latihan Fisik dan Kuras Tenaga, Pesepakbola Muslim di Dunia Tetap Puasa
Para pesepakbola muslim di dunia tetap bekerja dengan penuh dedikasi. Meskipun ini adalah bulan Ramadhan, bulan saat umat muslim diwajibkan menahan hawa nafsu, para pesepakbola ini tetap memberikan performa maksimal demi membawa pulang gelar juara.
Contoh yang bisa kita ambil adalah penyerang andalan dari klub sepak bola Ajax, Hakim Ziyech. Dirinya mengaku tak menginginkan ibadah yang dijalaninya batal selama Ramadhan. Sekalipun, sebagaimana kita tahu, karir sebagai pesepakbola tentu menuntut fisik agar selalu prima.
Hal ini pun dibuktikannya, Hakim diketahui tetap menahan haus dan lapar kala Ajax berhadapan dengan Tottenham Hotspur dalam leg kedua semifinal Liga Champions, Kamis (9/5) lalu.
Dilansir dari Koran Sindo, Hakim Ziyech menceritakan bahwa dirinya menuju tepi lapangan saat memasuki waktu maghrib. Ziyech memakan suplemen energy dalam bentuk gel pada menit 22. Setelah itu, Ziyech mencetak gol kedua di gawang The Spurs.
Meskipun Ajax pada akhirnya harus puas memperebutkan posisi ketiga dalam pertandingan melawan Barcelona, setidaknya Ziyech bisa berbangga hati. Dirinya tetap memberikan performa memukau dengan tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai umat muslim. Ziyech layak jadi pesepakbola muslim di dunia kebanggaan Maroko dan Ajax.
Kisah dari Mo Salah
Kisah tak jauh berbeda juga dirasakan oleh Mo Salah. Pesepakbola muslim di Liga Inggris ini mengakui bahwa puasa adalah tantangan besar yang harus dihadapi selama muslim Ramadhan. Menurutnya, tantangan ini sangatlah berat.
Dilansir dari The Sun, Salah mengungkapkan jika berpuasa di bulan Ramadhan bagi pesepakbola adalah hal yang sangat berat. Pasalnya, para atlet memiliki kewajiban untuk menjalani dua sesi latihan setiap hari di tengah cuaca panas.
Pengakuan Enes Kanter
Melambung jauh ke benua Amerika, pengakuan serupa juga disampaikan oleh atlet yang membela tim New York Knicks, Enes Kanter. Namun, Kanter mengungkapkan bahwa dirinya melakukan persiapan khusus. Pasalnya, bulan Ramadhan di Amerika Serikat berlangsung 16 jam.
“Saya selalu mengkonsumsi yoghurt, buah-buahan, kacang-kacangan dan air putih sebanyak mungkin, “ jelas Kanter.
Kanter mengungkapkan jika pola makan saat puasa ini sudah dirumuskannya sejak sepuluh tahun yang lalu. Oleh karena itu, meskipun berpuasa, Kanter juga mampu memberikan penampilan maksimal manakala tim yang dibelanya menjamu Denver Nuggets. Tak tanggung-tanggun, rata-rata poin yang dicetak Kanter adalah 20 dengan rebound lebih dari 10 kali.