Home > Berita Hari Ini > Petani dan Penyuluh Mengikuti Program Kementan
Petani dan Penyuluh Mengikuti Program Kementan
Lebih dari 15 ribu peserta dari Kabupaten Pangkep, Maros, Barru, dan Pare-Pare mengikuti pertemuan bertajuk Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementerian Pertanian 2019 yang diadakan di Lapangan Andi Mappe, Kabupaten Pankep, Sulawesi Selatan.
Peserta yang hadir tidak hanya dari kalangan petani, melainkan juga dari santri tani milenial, penyuluh dan pendamping desa, serta Gerakan Petani Muda Indonesia (Gempita).
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman hadir dalam pertemuan tersebut dan memberikan bantuan secara langsung senilai Rp 34,54 miliar. Selain itu, Mentan Amran juga melepas ekspor umbi porong dengan total 50 ton ke Vietnam dan plm kernal sebanyak 313 ton senilai Rp 804 juta ke Malaysia.
Bantuan yang diberikan Mentan yakni untuk meningkatkan produksi pangan dan menurunkan angka kemiskinan khusunya untuk kalangan petani. Menurut Amran, sejak tahun 2014 hingga 2019 ini pemerintah telah membantuk sektor pertanian dan pedesaan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan senilai Rp 15 triliun.
Bantuan tersebut diantaranya adalah untuk membangun bendungan senilai Rp 3 triliun, irigasi tersier seluas 350 hektare yang merupakan bendungan terbesar, alat mesin pertanian, ternak, dan untuk pendampingan petani.
Amran mengaku setelah dilantik menjadi Menteri Pertanian, dirinya berkomitmen untuk menjalankan kebijakan strategis. Kementan bekerja sama dengan Polri untuk menuntaskan mafia pangan yang mempermainkan ekpor, impor, harga yang sangat merugikan rakyat kecil. Hingga saat ini mafia yang telah diproses dan berstatus menjadi tersangka mecapai 409 orang.
Di bawah pemerintahan Jokowi-JK sektor pertanian tumbuh cukup pesar. Hal ini dibuktikan dari volume ekspor pada tahun 2018 yang hanya 33 juta ton. Saat ini telah meningkat menjadi 42 juta ton. Jika diakumulasi maka nilainya sebesar Rp 1.700 triliun.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengungkapkan bahwa ekpor di Sulawesi Selatan tidak hanya umbi porang serta minyak inti sawit saja. Menurut data otomasi Badan Karantina Pertanian, terdapat beberapa komoditas unggulan ekpor seperti rumput lau, kacang mede, lada biji, kakao biji, kopi biji, sarang burung walet, dan kacang hijau.
Hasil pertanian tersebut diekspor ke negara seperti Australia, Jepang, Belanda, India, China, Turki, Korea Selatan, Inggris, Jerman, Amerika Serikat, Uruguai, dan Malaysia.