Now Reading
Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Peningkatan Pendapatan dan Ekonomi, IMF dan WTO Mau Coba Ganggu?

Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Peningkatan Pendapatan dan Ekonomi, IMF dan WTO Mau Coba Ganggu?

Presiden Jokowi (Joko Widodo) kembali menyoroti pentingnya langkah hilirisasi dalam pengembangan ekonomi Indonesia. Contohnya, upaya hilirisasi pada sektor nikel telah berhasil meningkatkan pendapatan dari Rp30 triliun menjadi mencapai Rp510 triliun. Meskipun demikian, Jokowi mengungkapkan bahwa langkah ini telah memicu tuntutan dari Uni Eropa kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Selain itu, Indonesia juga menerima peringatan dari Dana Moneter Internasional (IMF) terkait program hilirisasi ini.

“Kita tidak boleh seperti masa 400 tahun lalu saat VOC, di mana kita hanya mengekspor bahan mentah. Saya tidak setuju untuk terus menerus mengekspor bahan mentah, ini adalah pandangan saya. Namun, kita dihadapkan pada tuntutan dari Uni Eropa di WTO dan juga peringatan dari IMF,” tegasnya dalam Pembukaan Mahasabha XIII KMHDI 2023 yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden pada Rabu (30/8/2023).

Walaupun mendapatkan tekanan dan tantangan, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mundur dari langkah hilirisasi ini. Terlebih lagi, Indonesia memiliki target untuk meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) menjadi US$10.900 dalam 10 tahun mendatang. “Kemudian dalam 15 tahun, targetnya adalah mencapai US$15.800 atau sekitar Rp217 juta,” tambahnya.

Jokowi juga mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan konsistensi dalam melaksanakan hilirisasi, Indonesia akan mampu melompat menjadi negara maju. Ia juga mengingatkan bahwa langkah hilirisasi ini perlu diterapkan pada komoditas lain seperti timah, tembaga, bauksit, batu bara, industri petrokimia, perikanan, rumput laut, dan bidang lainnya.

See Also
Ilustrasi polusi udara di Jabodetabek (Antara)

Dengan semangat yang teguh, meskipun menghadapi gugatan terkait hilirisasi, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mundur. Menurutnya, jika Indonesia menyerah dalam menghadapi tantangan ini, negara tidak akan pernah mampu mencapai status sebagai negara maju. “Kita tidak perlu takut karena digugat di WTO, kita tidak boleh mundur.

Pada tahun 2020, saat kita mulai menerapkan ekspor nikel, kita digugat di WTO oleh Uni Eropa. Kita mungkin kalah tahun lalu, dan tahun ini. Tetapi saya berpesan kepada para menteri, meskipun kita mungkin kalah, itu bukan masalah. Yang penting, jangan pernah mundur,” pungkasnya dengan tegas soal hilirisasi.

© 2023 Denotasi | All Rights Reserved.

Scroll To Top