Now Reading
Updated Percepatan Proyek Strategis Hulu Migas untuk Atasi Penurunan Lifting Minyak

Updated Percepatan Proyek Strategis Hulu Migas untuk Atasi Penurunan Lifting Minyak

Dalam upaya mengatasi tren penurunan realisasi produksi siap jual atau lifting minyak bumi, pemerintah bersama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berfokus pada percepatan sejumlah proyek strategis hulu migas.

Tercatat, terdapat potensi penambahan produksi sebesar 140.000 barel minyak per hari dan 4.526 juta standar kaki kubik gas per hari dari berbagai proyek strategis nasional yang sedang dikembangkan.

Pada konferensi pers mengenai progres kinerja hulu migas semester I-2024 di Jakarta, SKK Migas mengungkapkan bahwa lifting minyak bumi saat ini mencapai 576.000 barel minyak per hari (BOPD), jauh di bawah target APBN 2024 yang sebesar 635.000 BOPD.

Realisasi penyaluran gas juga tercatat sebesar 5.301 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), masih di bawah target APBN 2024 yang mencapai 5.785 MMSCFD.

Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengungkapkan bahwa berbagai hambatan dalam proyek-proyek strategis hulu migas perlu segera diatasi, baik oleh pemerintah maupun kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

“Dengan mengatasi hambatan-hambatan tersebut, tambahan produksi diharapkan segera tercapai,” ujarnya. Fahmy mencontohkan proyek Abadi Masela yang kini dimiliki oleh Inpex, Pertamina, dan Petronas sebagai salah satu proyek yang harus dipercepat penyiapannya.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menjelaskan bahwa saat ini terdapat sejumlah proyek strategis nasional (PSN) hulu migas yang sedang dalam proses pengerjaan. Misalnya, Proyek Abadi Masela di Maluku sedang dalam tahap lelang untuk front end engineering design (FEED) pada sejumlah fasilitas yang hendak dibangun, seperti onshore LNG, floating production storage and offloading, serta pipa.

Selain proyek strategis hulu migas, mencakup Asap Kido Merah di wilayah kerja (WK) Kasuri di Papua Barat oleh Genting Oil, Tangguh UCC di Papua Barat oleh BP, dan Indonesia Deepwater Development serta Gendalo-Gehem di laut Kalimantan Timur oleh ENI.

See Also

Dwi Soetjipto menyebutkan bahwa total investasi proyek-proyek strategis nasional ini mencapai 32,47 miliar dollar AS atau sekitar Rp487 triliun, dengan kapasitas produksi 140.000 BOPD untuk minyak dan 4.256 MMSCFD untuk gas.

Selain proyek strategis nasional, terdapat juga proyek-proyek strategis hulu migas lainnya yang sedang dikejar untuk bisa segera beroperasi, seperti pengurasan minyak tingkat lanjut (EOR) di Lapangan Rantaubais dan Minas di Rokan, Riau, oleh Pertamina Hulu Rokan, serta proyek Hidayah di sekitar perairan Madura, Jawa Timur, oleh Petronas Carigali Madura II Ltd. Diharapkan, proyek-proyek ini dapat memberikan kontribusi tambahan produksi yang signifikan.

Demikian informasi seputar  percepatan proyek strategis hulu migas nasional. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Denotasi.Com.

© 2024 Denotasi | All Rights Reserved.

Scroll To Top