Home > Berita Hari Ini > Soal Ajakan Tak Membayar Pajak yang Diserukan Waketum Gerindra, Begini Tanggapan Moeldoko
Soal Ajakan Tak Membayar Pajak yang Diserukan Waketum Gerindra, Begini Tanggapan Moeldoko
Moeldoko menanggapi seruan Waketum Gerindra soal ajakan tak membayar pajak.
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko meyakini bahwa calon presiden nomor urit 02 Prabowo Subianto tak akan melakukan tindakan inkonstitusional yang dampaknya akan menyebabkan perpecahan masyarakat. Sebab, ia menyebut bahwa Prabowo memiliki jiwa patriot.
“Saya yakin Pak Prabowo memiliki itu. Hanya jangan yang di bawahnya itu malah melakukan hal-hal yang keluar dari pemikiran bosnya” ujar mantan Panglima TNI ini.
Seperti halnya yang dilakukan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Arief Poyuono. Belakangan ini diketahui, Arief Moelyono menyerukan kepada pendukung Prabowo-Sandi untuk tidak membayar pajak apabila Jokowi kembali memenangi Pilpres 2019.
Tanggapan Moeldoko Mengenai Ajakan Waketum untuk Tidak Membayar Pajak
Moeldoko menilai bahwa penyataan Arief itu merupakan pendidikan politik yang tidak baik, lantaran mengajak pendukung Prabowo-Sandi untuk tidak membayar pajak.
“Itu pendidikan yang enggak baik. Warga negara itu kan punya hak dan kewajiban. Jangan menganjurkan (yang tidak benar),” kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/5).
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko heran dengan politikus yang justru melah memberikan pembelajaran politik yang tidak bagus kepada masyarakat. Menurutnya, seruan yang dilakukan oleh Waketum Gerindra tersebut tidak benar.
Ia menyatakan setelah nanti KPU mengumumkan hasil pilpres 2019 nanti, harusnya tak ada lagi permbelahan kubu 01 atau pun 02. Semuanya harus kembali bersatu menjadi masyarakat Indonesia.
“Jadi kalau menjadi warga negara Indonesia ya hak dan kewajiban harus diikuti, jangan menyerukan begitu, itu pendidikan politik yang enggak benar,” kata Moeldoko.
“Kita ajak masyarakat Indonesia justru memahami hak dan kewajibannya, jangan malah mengarahkan begitu,” lanjut Moeldoko.
Sebelumnya, Prabowo menyatakan penolakan terhadap perhitungan resmi yang dilakukan oleh KPU karena dinilai penuh kecurangan.
Bahkan BPN Prabowo-Sandi pun mengklaim mereka memenangi Pilpres 2019 dengan perolehan suara 54,24 persen dan Jokowi-Ma’rif 44,14 persen.
Meski kubu 02 mengklaim ada kecurangan didalam pemilu ini, namun kubu Prabowo mengaku tidak akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.
Pensiunan jenderal bintang empat, Moeldoko ini percaya bahwa calon presiden 02 Prabowo Subianto merupakan seorang patriotik dan ksatria. Sebagai sesama tentara (Moeldoko dan Prabowo), jiwa ksatria harus muncul dalam menyikapi kondisi hari ini.