Home > Berita Hari Ini > PLTA Kayan Siap Dibangun, Beberapa Perusahaan Besar Terlibat
PLTA Kayan Siap Dibangun, Beberapa Perusahaan Besar Terlibat
Pembangunan PLTA Kayan rencananya akan dibangun akhir tahun 2019. Nantinya, kapasitas listrik PLTA Kayan sebesar 9.000 MW. Pembangunan akan dilakukan melalui lima tahap.
PT Kayan Hydro Energy akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan di Kalimantan Utara. PLTA Kayan jadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia. Kapasitas listrik yang dihasilkan mencapai 9.000 MW. Besarnya kapasitas listrik yang dihasilkan dinilai mampu memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Kalimantan. Termasuk kebutuhan listrik di ibu kota baru Indonesia, Kalimantan Timur. PLTA Kayan menjadi yang terbesar yang dimiliki Indonesia.
PLTA Kayan akan memanfaatkan potensi air listrik di Sungai Kayan. Sungai Kayan Kalimantan Utara memang jadi sungai terbesar di wilayah tersebut. Meski wacana pembangunan PLTA Kayan dimulai dari 2009, namun baru bisa terealisasikan tahun 2019. Dilansir dari cnbcindonesia.com, Direktur Operasional Kayan Hydro Energy, Khaerony, memberikan keterangan terkait konstruksi PLTA Sungai Kayan.
“Targetnya, akhir tahun ini mulai konstruksi,” kata Khaerony, Rabu (21/8/2019).
Pembangunan PLTA Kayan melibatkan beberapa pihak
Indonesia tidak sendiri dalam membangun pembangkit listrik Sungai Kayan. China, sebagai salah satu mitra Indonesia ikut membantu dalam pembangunan tersebut. Kerja sama dua negara ini juga melibatkan perusahaan di dua negara.
- Power China
China sebagai negara mitra, menjadi investor dalam pengadaan PLTA Kayan. Melalui Power China, investasi yang diberikan kepada Indonesia berada di kisaran 2,3 hingga 2.7 juta dolar AS. Dana investasi tersebut bergantung pada kebutuhan infrastrukturnya. Karena infrastruktur tidak tersedia, mereka harus membangun terlebih dahulu. Oleh karena itu, biaya investasi dapat membengkak. Dengan biaya sebesar itu, wajar jika PLTA Kayan jadi PLTA terbesar di Indonesia, bahkan di Asia.
“Kurang lebih bendungan itu investasi 1 MW-nya 2,3 – 2,7 juta dolar AS,” kata Kharony.
Bisa dikatakan, Power China merupakan BUMN yang dimiliki China. Perusahaan tersebut didirikan pada tanggal 29 September 2011. Seperti yang tercantum dalam website resminya, en.powerchina.cn., Power China memang berfokus pada pengembangan energi dan sumber daya secara global, sumber daya air dan lingkungan, infrastruktur, dan industri real estat.
Sangat tepat jika Power China ikut membantu pembangunan PLTA Kayan, karena perusahaan tersebut memiliki kompetasi yang baik di bidang energi yang berteknologi tinggi. Salah satu bukti kompetensi Power China adalah adanya lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang) nasional yang berjumlah 8 lembaga. Selain itu, sebanyak 86 anak perusahaannya telah diidentifikasi sebagai perusahaan berteknologi tinggi.
- PT Adhi Karya
Selain BUMN China, BUMN Indonesia juga terlibat dalam pembangunan PLTA di Sungai Kayan, yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk.. Reputasi Adhi Karya tentu tidak perlu diragukan lagi. Di Indonesia, Adhi berhasil membangun berbagai infrastruktur. Proyek yang ditangani Adhi juga tidak mengecewakan, sehingga rekam jejaknya dapat dikatakan bagus.
Terkait pengalaman dalam membangun pembangkit listrik, proyek yang ditangani juga bisa diuji. Dalam situs resminya di adhi.co.id, ada beberapa pembangkit listrik yang pernah ditangani. Pembangkit listrik tersebut seperti PLTU Tembilahan, PLTU Sintang, dan PLTU Kaltim. Untuk PLTA, saat ini Adhi sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan Jepang, Shimizu, untuk membangun PLTA di Sungai Asahan.
Terkait pembangunan PLTA Kayan, Adhi Karya telah menandatangani MoU proyek PLTA Kayan di Kantor Staf Kepresidenan pada 15 Agustus 2019 lalu. Pundjung Setya Brata selaku Direktur Operasi II PT Adhi Karya juga berjanji akan berikan kualitas terbaik untuk digunakan dalam pembangunan PLTA Kayan.
Pundjung juga mengatakan bahwa kerja sama Adhi dengan Power China telah dilakukan sebelumnya. Keduanya sempat melakukan kerja sama dalam pembangunan PLTA Balikpapan.
“China Hydro bukan mitra asing bagi kami karena kami juga pernah melakukan kerja sama dengan China Hydro dalam pembangunan PLTA Balikpapan yang berkapasitas 2×110 MW di Kalimantan Timur,” ungkap Pundjung yang dikutip dari antaranews.com, (15/08).
- PT Pelabuhan Indonesia IV
Dari pihak Indonesia, ada dua perusahaan yang terlibat pembangunan PLTA Kayan, yaitu PT Adhi Karya dan PT Pelabuhan Indonesia IV atau Pelindo IV. Seperti halnya Adhi Karya, Pelindo IV juga termasuk BUMN Indonesia. Baik Adhi Karya, Power China, dan PelindoIV, ketiganya telah menandatangani MoU di Kantor Staf Kepresidenan pada 15 Agustus 2019.
Pelindo IV beroperasi di berbagai wilayah di Indonesia. Perusahaan ini bahkan memiliki 25 cabang yang tersebar, dari Kalimatan, Sulawesi, Maluku, Ambon, Ternate, hingga Papua dan Papua Barat.
Dalam laman resminya di inaport4.co.id dinyatakan bahwa Pelindo IV memiliki beberapa bidang usaha. Bidang tersebut mulai dari pelayanan kapal, pelayanan barang, pengusahaan alat, dan masih banyak lagi.
- PT PLN (Persero)
Besarnya kapasitas PLTA Kayan dinilai mampu memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Kalimantan. Selain itu, bukan tidak mungkin Indonesia mampu mengekspor listrik ke Malaysia, mengingat kebutuhan listrik Malaysia Utara masih kurang. Selain itu, listrik PLTA Kayan juga akan menyuplai kebutuhan listrik di Kawasan Industri Pelabuhan Internasional Tanah Kuning-Mangkupadi, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Potensi besar yang dimiliki PLTA Kayan menjadikan peluang kerja sama degan PLN terbuka. PLN sebagai perusahaan yang selama ini mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia, ikut terlibat dalam pengelolaan listrik.
Antara PLN dan PT KHE akan saling menjalin kerja sama bisnis terkait kelistrikan. PLN akan terlibat dalam manajemennya. Bahkan KHE mengaku telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT PLN (Persero). Nota kesepahaman tersebut berisi pembahasan rencana dan potensi ke depannya, sampai dengan proses jual listrik ke industri dan masyarakat.
“Kami sih sebenarnya tergantung PLN. Kalau PLN beri wilayah usaha, kami siap. Kalau kami jual listrik dan lewat PLN melistrikinya kami juga siap. Yang jelas kami siap listriki kawasan industri maupun masyarakat,” kata Khaerony menjelaskan potensi bisnis terkait PLTA Kayan.
Adapun mengenai progres PLTA Kayan di Kecamatan Peso, saat ini sedang persiapan untuk memulai pembangunan konstruksi bendungan. Gubernur Kaltara, Dr. H Irianto Lambrie, mengatakan bahwa tahun ini akan dimulai pembangunan bendungan Kayan 1 yang berkapasitas 900 MW.
Setelah bendungan pertama selesai, pembangunan dilanjutkan lagi oleh PT Kayan Energi Hidro, 1.200mw, kapasitas bendungan Kayan 2. Setelah itu, pembangunan dilanjut ke bendungan tiga dan empat. Bendungan 3 dan 4 memiliki kapasitas yang sama, masing-masing 1.800 megawatt, serta bendungan kelima sekitar 3.200 megawatt mw.
Proyek pembangunan PLTA Kayan didukung oleh berbagai pihak, termasuk Presiden Jokowi sendiri. Proyek ini juga masuk dalam proyek strategis nasional.