Now Reading
Pasokan Minyak OPEC Alami Penurunan Terburuk Sejak 2015

Pasokan Minyak OPEC Alami Penurunan Terburuk Sejak 2015

Pasokan minyak mentah OPEC mengalami titik terendah selama 4 tahun terakhir pada bulan April, bahkan di bulan maret penurunan juga sudah terjadi dan menyusut hingga 900.000 barel perhari.

Menurut survey yang dilakukan oleh Reuters penurunan suplai minyak OPEC terjadi karena sentiment sanksi atas Iran dan Venezuela serta terkait dengan penghentian produksi oke eksportir utama yaitu Arab Saudi.

Dilansir dari bisnis.com dan dikutip dari Reuters  Rabu (1/5/2019), survei tersebut memperlihatkan sebanyak 14 anggota OPEC telah memompa minyak mentah sebanyak 30,23 juta barel per hari selama April 2019. Namun, jumlah itu turun 90.000 barel per hari pada bulan sebelumnya.

Permintaan Minyak Mentah Dunia

Jika melihat angka diatas sudah menunjukkan suplai OPEC memang menyentuh angka terendah sejak 2015. Saat itu, produksi OPEC mencapai 31,7 juta barel per hari.

Survei juga memperlihatkan bahwa Arab Saudi dan sekutunya di Teluk Arab mempertahankan pemangkasan pasokan yang lebih besar daripada yang diminta oleh kesepakatan OPEC terbaru. Hal ini pun mengabaikan tekanan dari Presiden Amerikan Serikat AS Donald Trump agar organisasi itu meningkatkan produksi.

Sementara itu, minyak mentah diperdagangkan di atas level US$73 per barel dan mencapai level tertinggi selama 6 bulan terakhir, yakni di atas US$75 pada pekan lalu. Hal tersebut didorong oleh pembatasan pasokan Arab Saudi serta sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela.

See Also
Strategi Investasi Pasar Modal yang Aman-firmbee-com-dAmHWsRYP9c-unsplash

Suplai Minyak Mentah Dunia

“Sanksi Iran tiba menambah persediaan yang sudah rapuh dan meningkatkan kekhawatiran tentang pengetatan pasar,” kata Norbert Ruecker dari bank Swiss Julius Baer.

Survei tersebut juga mencatat Iran membukukan penurunan pasokan terbesar minyak mentah OPEC pada April 2019, sebanyak 150.000 barel per hari.

Adapun di Venezuela, pasokan turun 100.000 barel per hari pada bulan yang sama karena dampak sanksi AS terhadap perusahaan minyak negara, PDVSA, dan penurunan produksi jangka panjang.

© 2023 Denotasi | All Rights Reserved.

Scroll To Top