Home > Berita Hari Ini > Kemenangan Capres Bukan Dilihat Dari Jumlah Massa Kampanye
Kemenangan Capres Bukan Dilihat Dari Jumlah Massa Kampanye
Kampanye terbuka telah dimulai dan massa yang hadir disetiap kampanye baik paslon 01 dan paslon 02 cukup banyak. Namun hal tersebut tidak menjadi jaminan atau dijadikan tolak ukur menang dan kalah seorang kandidat calon presiden. Yang terpenting adalah memastikan para pendukungnya untuk datang ke TPS pada tanggal 17 April nanti.
Bahkan jika hanya berbangga diri karena banyaknya massa yang hadir dalam kampanye tersebut dapat membuat para kandidat merasa puas dan justru dapat merugikan dari sang kandidat. Hal tersebut yang diungkapkan pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menanggapi kampanye terbuka yang dilakukan pasangan capres dan cawapres Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi.
Menurut Pangi, hal tersebut merupakan kampanye gaya lama dan tidak akan efektif. Hal tersebut diungkapakan merujuk pada hasil survei Voxpol Center Research and Consulting yang menyebutkan bahwa bentuk kampanye yang disukai para pemilih adalah secara dialog dan tatap muka dengan kandidat.
Gaya kampanye tatap muka yang interaktif tersebut berada di angka 51,6%. Sementara kampanye akbar dengan mengerahkan massa yang banyak berada di angka 10,8%.
Kampanye terbuka atau kampanye akbar cenderung dimobilisasi sehingga pengaruhnya tidak signifikan. Hanya saja kampanye terbuka dapat menjadi pertunjukan hiburan rakyat
Pangi menambahkan bahwa kampanye terbuka juga seringkali dianggap hanya sebagai ajang gagah-gagahan. Padahal kekuatan massa tersebut tidak menjamin kemenangan sang kandidat tertentu. Sebagian besar massa yang hadir memang mendukung sang kandidat yang bersangkutan, namun sisanya hanya ikut-ikutan dan gaya kampanye seperti itu tidak bisa menambah suara yang signifikan bagi sang kandidat.
Yang perlu dipahami adalah kehadiran massa yang besar juga dapat berdampak pada sisi negatif. Pangi menyebutkan bahwa terdapat efek psikologis dengan kehadiran massa yang besar. Efek negatif tersebut bisa untuk kandidat maupun para pendukungnya.
Bagi kandidat, masa yang hadir begitu banyak dapat membuatnya merasa ada dukungan besar dari maysarakat luas sehingga dirinya merasa akan memenangkan kompetisi ini.
Padahal jika dilihat dari presentase pemilih secara keseluruhan, jumlah massa tersebut masih sangat sedikit. Terlebih lagi orang yang hadir dalam kampanye terbuka merupakan orang yang itu-itu saja. Pangli meyakini bahwa ada banyak orang yang hadir pada kampanye terbuka paslon 01, namun juga ia menghadiri pula kampanye terbuka paslon 02.
Untuk itu, massa yang hadir dalam kampanye terbuka bukan menjadi jaminan dan tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk menang atau kalah dari kandidat tertentu.