Pengamat: Pemindahan Ibu Kota Sudah Relevan
Direktur eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie mengungkapkan bahwa pemindahan ibu kota ke luar Jawa yang di gaungkan Presiden Joko Widodo sangat relevan untuk dilakukan.
Menurutnya, di negara-negara maju, pusat pemerintahan dipisahkan dengan pusat perekonomian dan bisnis.
“Saya sangat sepakat dan setuju jika Indonesia capital dipindahkan, kendati anggaran cukup gede yakni Rp 466 triliun. Namun, dipindahkannya ada berbagai pertimbangan dan alasan,” ungkap Jerry.
Jerry menambahkan bahwa pemindahan ibu kota memilih banyak keuntungan, namun ada kekurangannya. Negera seperti Malaysia telah berhasil memindahkan kota pemerintahannya.
Menurutnya ibu kota dapat dipindahkan di Pulau Kalimantan, Sumatera, atau tetap di Pulau Jawa. Hal ini tergantung dari kajian yang dilakukan. Karena selain mempertimbangkan lokasi yang strategis, pemindahan ibu kota juga diharapkan dapat meningkatkan ekonomi sekitar.
Kondisi Jakarta saat ini dinilai sudah sangat macet dan hal ini yang dapat menimbulkan beberapa kendala akibat dari kemacetan tersebut. Saat ini Jakarta berada di urutan ke 12 sebagai negara termacet di dunia.
Menurut data yang ada, setiap harinya terdapat 1500 kendaraan baru yang masuk Jakarta. Sementara ada sekitar 8 juta sepeda motor. Jakarta hanya memiliki panjang jalan mencapai 700 km.
Jika melihat kota Tokyo di Jepang, panjang rel kereta api mencapai 23.670 km. Sedangkan kualitas jalan di Jepang berada di urutan ke 5 di dunia. Kelayakan jalan raya di Jepang mengalahkan negara-negara maju lainnya di Eropa seperti Jerman, Prancis, Denmark, maupun Spanyol.
Total jalan di Sakura sendiri mencapai 1,2 juta km, sementara total jalan di seluruh Indonesia sekitar 496 ribu km.
Alasan lain mengapa ibu kota sangat relevan untuk pindah karena kondisi Jakarta yang sering banjir. Jakarta terdiri dari rawa, kali, dan kuala yang membuat kontur tanah tidak baik.